BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Retorika
adalah suatu gaya atau seni berbicara baik yang dicapai bardasarkan bakat alami
(talenta) dan keterampilan teknis. Retorika yang juga dijuluki ilmu komunikasi,
ilmu berpidato, atau ilmu berbahasa , bermetamorfosis menjadi subjek studi
khusus. Secara naluriah, manusia sudah mengenal dan mempraktekan retorika dalam
definisi yang lebih sederhana. Namun secara singkat, retorika berkembang lebih
awal dan mengalami masa kejayaannya pada masa Yunani dan Roma.
B. Rumusan Masalah
1. Sajarah perkembangan
retorika
2. Tujuan mempelajari
retorika
3. Metode retorika
4. Fungsi retorika
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah perkembangan retorika
Retorika atau dalam bahasa Inggaris rethoric bersumber dari perkataan
rhetorica yang berarti ilmu bicara.Perkembangan retorika terjadi sudah lama
sekali, seiring lamanya perjalanan kehidupan manusia ketika itu retorika
mengalami masa kejayaanya pada masa Yunani dan Roma.
barikut ini diuraikan perkembangan ilmu retorika sejak
zaman Yunani kuno sampai pada perkembangan retorika di Indonesia.[1]
1.
Zaman Yunani Kuno
Unsur-unsur ilmu retorika sudah berkembang di
Yunani,sebelum buku ditulis oleh Korax dan Teisios diterbitkan sejak abad
samapai ke-5 samapi ke-7 sebelum masehi,sudah ada ahli-ahli pidato terkenal
Yunani kuna seperti Solon (640-650), Paistratos (527-600) dan Thenustokles (460-525).
Seorang politikus dan negarawan yang juga
menjadi seorang ahli pidato yang terkenal dalam zaman ini adalah Perikles
(942-500). Para pengagumnya mengataken bahwa dewi-dewi seni bicara yang
memiliki daya tarik memukau bertahta di atas lidahnya.
Periklis sebagai seorang ahli pidato tidak
akan dilupakan oleh bangsa Yunani, berkat sebuah pidato yang diucapkannya bagi
para pahlawan di kota Athena, yang kemudian diterbitkanoleh ahli
sejarahThukydides sekitar akhir abad ke-5 sebalum masehi, muncul lagi beberapa
ahli pidato yang sangat dikagumi seperti Alkibiades Theramenes dan Kritios.
Pada mulanya para ahli pidato di Yunani hanya
berbicara didalam ruangan pengadilan tetapi sesudah memperhatikan bahwa
kepandaian berbicara berguna untuk memimpin negara maka orang mulai menyusunnya
dan disebut retorika, sehingga mudah dipelajari.
Usaha ini dijalankan pertama-tama didaerah
koloni Yunani di Sisila, dimana kekuasaan mulai punah dan dimana kebebasan
berbicara mulai dijunjung tinggi. Usaha yang sama dikembangkan di kota Athena
dan seluruh kerajaan Yunani.
Sejak abad ke-5 mulai didirikan sekolah-sekolah
retorika didalam wilayah-wilayah yang berkebudayaan helensitis, dengan itu
retorika menjadi salah satu bidang ilmu yang diajarkan kepada generasi muda
yang dipersiapkan untuk memimpin negara. Retorika dalam abad-abad ini menjadi
menjadi salah satu bidang ilmu yang menyaingi filsafat.
Beberapa ahli pidato pada masa Gorgias dari
Leontinoi (380-485),Protagoras dari Abdera (410-480) dan Thrasyimachus dari
Kalsedon (200-300), Selain itu muncul juga ahli-ahlia pidato lain yang terkenal
seperti Socrates (399-470). Menurut Socrates yang juga ahli filsafat, retorika
adalah seni untuk membawakan dan menyampaikan pengetahuan yang sudah ada secara
meyakinkan.
2.
Zaman Romawi Kuno
Setelah Yunani dikusai Romawi terjadilah perbauran kebudayaan antar kedua
bangsa banyak Romawi mempelajari retorika bangsa Yunani, karena bagitu besarnya
minat orang mempelajari retorika maka ahli pidato Yunani menjadi berpengaruh.
Hal ini mencemaskan golongan konservatif, maka dibawah pemerintahan konsulat
Fannius dan Masella dilakukan pengusiran terhadap ahli filsafat dan retorika
yang berkebangsaan Yunani.
Namun akhirnya pemerintah Romawi kembali memanggil ahli tersebut ke Roma,
sejak saat itu didirikanlah sekolah-sekolah retorika, dan orang-orang Yunani
menjadi gurunya. Sejak saat itu retorika berkembang pesat di Romawi.
dengan pesatnya perkembangan ilmu retorika di Romawi tersebut maka lahirnya
ahli-ahli retorika berkebangsaan Romawi mereka antara lain Cato Senior
(149-234) Marcul Tulius Cicero (44-106) yang menulis tentanf teori pidato,
Tiberius, Caius Graechus, M Antonius, Q Hortensius Hortulus Cato Yunior.dan ada
juga Lulius Caisar dengan menulis 12 buku sebagai pengantar ilu retorika. Ilmu
retorika Romawi berakhir kejaanya seiring dengan runtuhnya kekaisaran Romawi.
3.
Abad Pertengahan
Retorika abad pertengahan sering disebut abad kegelapan
bagi retorika, karena ketika agama Kristen berkuasa, retorika dianggap sebagai
kesenian jahiliah. Orang kristen tersebut melarang mempelajari ilmu retorika
yang dirumuskan oleh orang Yunani dan Romawi para penyembah berhala.Bila ia
memeluk agama kristen secara otomatis ia akan memiliki kemampuan untuk
menyampaikan kebenaran.
Satu abad kemudian di timur muncul
peradaban baru yaitu seorang nabi ia seorang pembicara yang fasih dengan
kata-kata singkat yang mengandung makna padat yaitu Nabi Muhammad SAW,
perkataanya menyebabkan pendengarnya berguncang hatinya dan berlinang air
matanya. Ada seorang ulama yang mengumpulkan khusus pidatonya dan menamaianya
dengan Madinat al-Balaghah. Balaghah menjadi disiplin ilmu yang menduduki
status yang mulia dalam peradaban islam. [2]
Kaum muslimin menggunakan balaghah sebagai pengganti retorika, tetapi
retorika Yunani yang dicampakkan di Eropa abad pertengahan, dikaji dengan tekun
oleh para ahli balaghah sayangnya sangat kurang sekali studi berkenaan dengan
konstribusi balaghah pada retorika modern. Retorika modern pertama kali yang
mengantarkan adalah Renaissance menghubungkan Renaissance dengan retorika
modern adalah Roger Bacon.
Retorika pada zaman ini mempunyai beberapa aliran yang dimana
aliran aliran-aliran itu sebagai berikut aliran epistemologis, aliran ini lebih
menekankan pada proses psikologis, epistemologi membahas “teori pengetahuan”
asal usul, sifat, metode, dan batas-batas pengetahuan manusia.
Para pemikir epistemologi berusaha mengkaji retorika klasik dalam sorotan
perkembangan psikologi kognitif (yang membahas proses mental), para pemikir
aliran ini antara lain. George Campbell (1719-1796), menurutnya retorika harus
diarah kepada upaya mencerahkan pemahaman, menyenangkan perasaan dan mempengaruhi kemuman.
Richad Whately menurutnya retorika berorientasi kepada khalayak. Aliran
elokusionis justru menekankan teknik penyampaian pidato,aliran ini mendapat
kritikan karena perhatian dan kesetiaan yang berlebihan pada teknik pada abad
keduapuluh retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan modern
khususnya ilmu-ilmu perilaku seperti psikologi dan sosiologi.
4.
Zaman Modren
Abad
Pertengahan berlansung selama seribu tahun (400-1400). Di Eropa, Selama
priode panjang itu, warisan perdaban Yunani diabaikan .Aliran pertama retorika
modern berkembang yang lebih menekankan proses psikologis, dikenal sebagai aliran epistemologis. Epistemologis
membahas “teori pengetahuan “. asal -usul
,sifat ,metode , dan batas-batas pengetahuan manusia. [3]
Para pemikir
epistemologis berusaha mengkaji retorika klasik dalam sorotan perkembangan
psikologi kognitif ( membahas proses mental )beberapa tokoh yang berkaitan
dengan retorika modern yaitu :
George Campbell (1719-1796), dalam bukunya The philophy of Rhetoric dalam menelaah tulisan Aristoteles, Cicero dan
Quantilianus dengan pedekatan psiklogis fakultas (bukan fakultas psikologi)
Psikologi fakultas berusaha menjelaskan sebab-musabab perilaku manusia pada
empat fakultas atau kemampuan jiwa manusia : pemahaman ,memori , imajinasi ,
perasan ,dan kemauan jiwa manusia
pemahaman ,memori, iamjinasi,perasaan dan kemauaan, dan mempengaruhi
kemauan.
Rhichard Whately mengembangkan retorikayang dirintis Campbell. Ia mendasarkan teori
retorika juga pada psikologi fakultas.Hanya sajaia menekankan argumentasi yang
tepat dan mengorganisasikannya secara baik. Whately maupun Campbell menekakan
pentingnya menelaah proses berpikir khalayak .karena itu, retorika yang
berorientasi pada khlayak berutang budi pada kaum epistemologis aliran pertama
retorika modern.
Aliran retorika modern kedua dikenal sebagai
gerakan belles letter (bahasa prancis : tulisan yang indah ). Retorika
belletrist sangat mengutamkan keindahan bahasa ,segi-segi etis pesan
,kadang-kadang dengan mengabaikan segi informatif nya.Hugh Balir (1718-1800)
menulis Lectures on Rhetoric and Belles.
Disini ia menjelaskan hubungan antara retorika ,sastra dan kritik. Ia memperkenalkan fakultas citra
rasa . citraasa kata Blair mencapai kesempurnan ketika kenikmatan indrawi
dipadukan dengan rasio.
Jadi
perkembangan retorika dari zaman yunani kuno,romawi sampai modern hingga
perkembangan retorika era modern hingga era globalisasi sekarang, retorika
berkaitan yaitu mencakup ingatan yang
kuat , daya kreasi dan fantasi yang tinggi , teknik pengungkapan yang tepat
atau seni bicara dengan daya pembuktian serta penilaian yang tepat . beretorika
jga haruus dapat dipertangung jawab kan
disertai pemilihan kata dan nada bicara sesuai dengan tujuan,ruang waktu
,situasi dan siapa lawan bicara yan dihadapi.
Titik tolak retorika
adalah berbicara.berbicara berarti menucapkan kata atau kalimat kepada
seseorang atau sekelompok orang , untuk mencapai suatu tujuan tertentu
(misalnya memberi informasi ) .Bahasa pembicara ini muncul ketika manusia
mengucapkan dan menyampaikan pikiran nya kepada manusia lain. Retorika modern adalah gabungan yang serasi
antara pengetahuan ,pikiran ,kesenian dan kesangupan berbicara .
5.
Perkembangan Retorika di Indonesia
Informasi tentang perkembangan retorika di
indonesia masa lampau sangat sedikit, sumber dan referensi yang lengkap susah ditemukan . hanya kegiatan betutur dan upacara-upacara saat yang dapat dipahami. Yang merupakan warisan
budaya , yaitu saat meminang, pernikahan kelhiran dan kematian.
Setiap suku bangsa
Indonesia memiliki adat tersendiri , cara berkomunikasi antar dua suku mengambarkan kemampuan berbicara Dari sinilah
retorika klasik indonesia dimulaiSejak abad ke-16 pada masa penjajahan Belanda
,Indonesia sudah mempunyai beberapa Tokoh-tokoh retorika yang menjadi utusan
pada permusyawaratan untuk bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang
dihadapi barsama mengenai retorika .
Perkembangan retorika saat
ini bukan hanya sekedar alat atau sarana komunikasi agar sampai pada arah dan
maksud tujuan ,namun ilmu yang dikembangkan oleh filsuf terkenal dimasa yunani
kuno telah menjadi tuntutan profesi syarat kemimpinan dan bahkan menjadi sebuah
profesi tunggal seperti jubir, moderator, pembawa acara dan sebagainya
B.Tujuan Retorika
Tujuan Retorika adalah persuasi , yaitu keyakinan pendengar akan kebenaran gagasan hal yang dibicarakan Artinya tujuan retorika adalah membina saling pengertian yang mengembangkan kerjasama dalam menumbuhkan kedamaian dalam kehidupan masyarakat melalui kegiatan bertutur.
Tujuan Retorika adalah persuasi , yaitu keyakinan pendengar akan kebenaran gagasan hal yang dibicarakan Artinya tujuan retorika adalah membina saling pengertian yang mengembangkan kerjasama dalam menumbuhkan kedamaian dalam kehidupan masyarakat melalui kegiatan bertutur.
1.Exordium (pendahuluan )
Fungsi pengantar kearah pokok
persoalanyang akan dibahas dan sebagai upaya menyiapkan mental para hadirin dan
membangkitkan perhatian .Berbagai cara yang akan ditampilkan untuk memikat
perhatian hadirin.
a.
Mengemukakan
Kutipan (ayat kitab suci, pendapat ahli kenamaan, dll)
b.
Mengajukan
pertayaan
c.
Menyajiakan
ilustrasi yang spesipik
d.
Memberikan
fakta yang mengejutkan
e.
Menyajikan hal
yang bersifat manusia
Beberapa hal yang harus
dihindari dalam retorika, antara lain
a.
Peminta maaf
karena kurang persiapan ,tidak mengusai materi ,tidak ada pengalaman, dll
b.
Menyajikan
lelucon berlebihan.
1. Protesis (latar belakang)
Mengemukakan hakikat pokok persoalan tersebut
secara faktual atau
secara kesejahteran nilainya serta fungsinya dalam kehidupan .jadi pembahasan
ini dikemukakan sedemikian rupa sehingga tampak jelas kaitan nya dengan
kepentingan pendengar.Memberikan ulasan-ulasan yang akan disajikan secara
teoritis ,kemudian mengemukakan kekuatan posisinya.
2. Argumentasi (isi)
Memberikan
ulasan-ulasan yang akan disajikan secara teoritis ,kemudian mengemukakan kekuatan posisinya.
3. Conclusion
(Kesimpulan)
Suatu penegasan hasil pertimbangan
yang mengandung pembenran menurut penalaran atau pembawa
naskah..
Hal-hal yag perlu dihindari dalam pembuatan
kesimpulan adalah :
a.
Mengemukakan
fakta baru
b.
Mengemukakan
kata-kata mubazir atau fungsional
D. Fungsi Retorika[4]
Membibing penutur
mengambil keputusan yang tepat ,memahamimasalah kejiwaan manusia yang pada umum nya dan kejiwaan orang yang akan
dan sedang dihadapi , menemukan ulasan yang baik
dan mempertahan kan diri serta mempertahankan kebenaran dengan alasan yang
masuk akal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rerotika
memiliki sejarah perkembangan yang cukup panjang, mulai dari zaman Yunani kuno,
Romawi, hingga berkembang di era modern. Pada awalnya retorika yang berkembang
di Yunani Kuno dijadikan sebagai alat untuk membebaskan hak-hak rakyat yang
tertindas yang dilakukan oleh beberapa tokoh yunani seperti Solon (640-560);
Peisistratos (600-527) dan Thenustokles (525-460), dimana pada saat itu tidak
ada pengacara dan para tokoh politikus seperti mereka yang berbicara didepan
khalayak atau dikenal dengan pidato.
Namun seiring perkembangan zaman, bangsa
Yunani dikuasai bangsa Makedonia dan Romawi, maka berakhirlah masa kejayaan
ilmu retorika Yunani kuno. Retorika hanya masih merupakan ilmu yang dipelajari
di bangku-bangku sekolah.
Di zaman Romawi setelah mereka
menguasai Yunani, terjadilah kontak antara kaum cendekiawan Romawi dan Yunani.
Orang-orang Romawi mempelajari
kebudayaan bangsa Yunani, terutama ilmu kepandaian berbicara yang tengah
berkembangdi Yunani. Oleh karena itu pelajaran tentang ilmu retorika mulai
diberikan di sekolah-sekolah.
B. Kritik dan saran
Kami pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh
dari Kesempurnaan, oleh sebab itu kami pemakalah sangat mengharapkan kritikan
dan saran, demi kesempurnaan makalaah ini atas partisipasinya kami ucapkan
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf
Zainal Abidin, Pengantar Retorika : (CV Pustaka Setia. Bandung 2013
Rahmat,Jalaludin.2006.Retorika
Modern Pendekatan Praktis.Bandung :PT Remaja Rosda Karya
Asrifridamonika.2012.Sejarah-perkembangan-retorika-zaman.(online)
:http://asrifridamonika.blogspot.com/2012/12/sejarah-perkembangan-retorika-zaman_6366.html